Tragedi Malaysia Airlines, Pencarian MH370 Berlangsung Di Sumber Petunjuk Baru
news.detik.com |
Pencarian pesawat
Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 yang pada Rabu memasuki hari
ke-33 dilakukan dengan mengerahkan 11 pesawat militer, empat pesawat
sipil dan 14 kapal untuk mencakup wilayah sekitar 75.423 kilometer
persegi di Samudera Hindia selatan.
Pencarian itu berpacu dengan waktu karena baterai kotak hitam diperkirakan hanya bertahan 30 hari dan paling lama beberapa hari lagi sebelum transmisi berhenti sama sekali.
Pada Senin (7/4), Kapal Pertahanan Australia (Australian Defence Vessel/ADV) Ocean Shield, yang telah mendeteksi sinyal pada Minggu, mendeteksi dua sinyal lainnya sedang kapal Tiongkok Haixun 01 mendeteksi dua sinyal pada Jumat dan Sabtu.
Dalam pernyataan di Perth pada Rabu, Pusat Koordinasi Bersama (Joint Agency Coordination Centre/JACC) mengatakan bahwa pusat wilayah pencarian sekitar 2.261 kilometer sebelah barat laut Perth.
Badan ini mengatakan pencarian di bawah laut dilanjutkan dengan ADV Ocean Shield di ujung utara wilayah yang ditetapkan, sementara Haixun 01 dan HMS Echo menyisir di ujung selatan.
Penerbangan MH370 yang membawa 227 penumpang dan 12 awak meninggalkan Bandara Internasional KL pukul 00.41 waktu setempat pada 8 Maret dan menghilang dari layar radar satu jam kemudian. Pesawat mestinya tiba di Beijing pada pukul 06.30 hari yang sama.
Pencarian multinasional dilakukan untuk menemukan pesawat, pertama di Laut China Selatan dan setelah itu pesawat diduga telah menyimpang dari jalur, di sepanjang dua koridor, koridor utara yang membentang dari perbatasan Kazakhstan dan Turkmenistan ke utara Thailand, dan koridor selatan, dari Indonesia ke Samudera Hindia selatan.
Perusahaan telekomunikasi satelit Inmarsat Inggris dan UK Air Accidents Investigation Branch (AAIB) menyimpulkan pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 terbang sepanjang koridor selatan dan posisi terakhirnya di tengah Samudera Hindia, sebelah barat Perth.
Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak mengumumkan pada 24 Maret, tujuh belas hari setelah hilangnya pesawat Boeing 777-200ER itu, bahwa penerbangan MH370 "berakhir di Samudera Hindia selatan".
Pencarian itu berpacu dengan waktu karena baterai kotak hitam diperkirakan hanya bertahan 30 hari dan paling lama beberapa hari lagi sebelum transmisi berhenti sama sekali.
Pada Senin (7/4), Kapal Pertahanan Australia (Australian Defence Vessel/ADV) Ocean Shield, yang telah mendeteksi sinyal pada Minggu, mendeteksi dua sinyal lainnya sedang kapal Tiongkok Haixun 01 mendeteksi dua sinyal pada Jumat dan Sabtu.
Dalam pernyataan di Perth pada Rabu, Pusat Koordinasi Bersama (Joint Agency Coordination Centre/JACC) mengatakan bahwa pusat wilayah pencarian sekitar 2.261 kilometer sebelah barat laut Perth.
Badan ini mengatakan pencarian di bawah laut dilanjutkan dengan ADV Ocean Shield di ujung utara wilayah yang ditetapkan, sementara Haixun 01 dan HMS Echo menyisir di ujung selatan.
Penerbangan MH370 yang membawa 227 penumpang dan 12 awak meninggalkan Bandara Internasional KL pukul 00.41 waktu setempat pada 8 Maret dan menghilang dari layar radar satu jam kemudian. Pesawat mestinya tiba di Beijing pada pukul 06.30 hari yang sama.
Pencarian multinasional dilakukan untuk menemukan pesawat, pertama di Laut China Selatan dan setelah itu pesawat diduga telah menyimpang dari jalur, di sepanjang dua koridor, koridor utara yang membentang dari perbatasan Kazakhstan dan Turkmenistan ke utara Thailand, dan koridor selatan, dari Indonesia ke Samudera Hindia selatan.
Perusahaan telekomunikasi satelit Inmarsat Inggris dan UK Air Accidents Investigation Branch (AAIB) menyimpulkan pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 terbang sepanjang koridor selatan dan posisi terakhirnya di tengah Samudera Hindia, sebelah barat Perth.
Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak mengumumkan pada 24 Maret, tujuh belas hari setelah hilangnya pesawat Boeing 777-200ER itu, bahwa penerbangan MH370 "berakhir di Samudera Hindia selatan".
Untuk informasi selanjutnya Klik Tragedi Malaysia Airlines.
antaranews.com
0 komentar:
Post a Comment