Dibobol Rp18 Juta dari Malaysia: Nasabah Bank Mandiri
merdeka.com |
Kasus pembobolan uang nasabah bank kembali
terjadi. Seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan Jakarta Timur
yang menjadi korbannya. Uang yang berada di rekening tabungannya
tiba-tiba hilang dengan jumlah yang cukup besar, yakni Rp18 juta.
Uang tersebut diambil oleh orang tidak bertanggungjawab, menggunakan rekening milik wanita berusia 50 tahun itu. Haris Noldy (29), anak wanita tersebut, menjelaskan, uang belasan juta itu diambil secara bertahap.
"Jadi orang yang tidak bertanggungjawab ini mengambil uang Rp3 juta, kemudian Rp5 juta. Itu penarikannya di Malaysia. Padahal ibu saya tidak ke Malaysia saat itu," ujar Noldy saat dihubungi VIVAnews, Senin 12 Mei 2014.
Noldy mengatakan, uang sebesar Rp18 juta itu diketahui hilang saat ibunya dihubungi oleh monitoring bank Mandiri. Petugas bank tersebut menanyakan apakah pernah melakukan transaksi bertahap di Malaysia.
Sebab, penarikan itu dianggap bank tidak wajar. Petugas bank juga meminta nasabah untuk segera menghubungi call center atau mendatangi bank untuk memblokir rekeningnya. Karena khawatir, ibunda Noldy pun sempat tidak percaya dengan pernyataan bank.
"Awalnya kami kira telepon yang mengatasnamakan Mandiri itu penipuan, tetapi setelah kami cek langsung ke ATM ternyata benar. Saldo awal ketika itu ada Rp19 juta, tetapi setelah di cek tersisa Rp1 juta sekian," kata Noldy.
Penarikan uang tersebut, lanjut Noldy terjadi sekitar tanggal 8 Mei 2014 lalu, namun baru diberitahu petugas bank pada Minggu siang.
"Kalau seingat ibu saya, dia menarik uang Rp300 ribu di Jakarta untuk membeli tas, tapi sudah sebulan lalu," tambah Noldy.
Lapor bank
Usai mendapat laporan uang hilang, Noldy bersama dengan ibunya melaporkan kejadian ini ke bank Mandiri KCP RSCM, Jakarta Pusat, karena lokasi itu tempat pertama dia membuka tabungan.
Tertanya, kasus pembobolan ini bukan hanya terjadi pada ibunya, namun puluhan karyawan RSCM juga ikut menjadi korban. Kerugian akibat kejadian ini juga beragam. "Pengakuan korban lain malah ada yang uangnya ditarik dari Mesir. Kita juga kaget ternyata banyak juga korbannya," jelas dia.
Setelah berhasil memblokir via telepon ke call center bank Mandiri, Noldy kemudian memblokir langsung ke bank dengan membawa persyaratan yang telah ditentukan yakni buku tabungan, KTP.
Tak berhenti sampai situ, dia juga berusaha meminta penjelasan dari bank mengapa uangnya hilang secara tiba-tiba. "Kata pihak bank, mereka sedang melakukan investigasi. Tetapi mereka tidak menjamin uang kami kembali. Makanya kami akan melaporkan kejadian ini ke polisi," kata Noldy.
Uang tersebut diambil oleh orang tidak bertanggungjawab, menggunakan rekening milik wanita berusia 50 tahun itu. Haris Noldy (29), anak wanita tersebut, menjelaskan, uang belasan juta itu diambil secara bertahap.
"Jadi orang yang tidak bertanggungjawab ini mengambil uang Rp3 juta, kemudian Rp5 juta. Itu penarikannya di Malaysia. Padahal ibu saya tidak ke Malaysia saat itu," ujar Noldy saat dihubungi VIVAnews, Senin 12 Mei 2014.
Noldy mengatakan, uang sebesar Rp18 juta itu diketahui hilang saat ibunya dihubungi oleh monitoring bank Mandiri. Petugas bank tersebut menanyakan apakah pernah melakukan transaksi bertahap di Malaysia.
Sebab, penarikan itu dianggap bank tidak wajar. Petugas bank juga meminta nasabah untuk segera menghubungi call center atau mendatangi bank untuk memblokir rekeningnya. Karena khawatir, ibunda Noldy pun sempat tidak percaya dengan pernyataan bank.
"Awalnya kami kira telepon yang mengatasnamakan Mandiri itu penipuan, tetapi setelah kami cek langsung ke ATM ternyata benar. Saldo awal ketika itu ada Rp19 juta, tetapi setelah di cek tersisa Rp1 juta sekian," kata Noldy.
Penarikan uang tersebut, lanjut Noldy terjadi sekitar tanggal 8 Mei 2014 lalu, namun baru diberitahu petugas bank pada Minggu siang.
"Kalau seingat ibu saya, dia menarik uang Rp300 ribu di Jakarta untuk membeli tas, tapi sudah sebulan lalu," tambah Noldy.
Lapor bank
Usai mendapat laporan uang hilang, Noldy bersama dengan ibunya melaporkan kejadian ini ke bank Mandiri KCP RSCM, Jakarta Pusat, karena lokasi itu tempat pertama dia membuka tabungan.
Tertanya, kasus pembobolan ini bukan hanya terjadi pada ibunya, namun puluhan karyawan RSCM juga ikut menjadi korban. Kerugian akibat kejadian ini juga beragam. "Pengakuan korban lain malah ada yang uangnya ditarik dari Mesir. Kita juga kaget ternyata banyak juga korbannya," jelas dia.
Setelah berhasil memblokir via telepon ke call center bank Mandiri, Noldy kemudian memblokir langsung ke bank dengan membawa persyaratan yang telah ditentukan yakni buku tabungan, KTP.
Tak berhenti sampai situ, dia juga berusaha meminta penjelasan dari bank mengapa uangnya hilang secara tiba-tiba. "Kata pihak bank, mereka sedang melakukan investigasi. Tetapi mereka tidak menjamin uang kami kembali. Makanya kami akan melaporkan kejadian ini ke polisi," kata Noldy.
sumber: viva.co.id
0 komentar:
Post a Comment