Sunday, May 25, 2014

Mengenali Beberapa Macam Penyakit yang Boleh dan Tidak Boleh Memakai Obat Antibiotik

 Mengenali Beberapa Macam Penyakit yang Boleh dan Tidak Boleh Memakai Obat Antibiotik
 

obatamandel.com

Tak ada orang yang tahan bila terus-menerus sakit. Untuk itu sekali tak enak badan menyerang, Anda biasanya langsung ke dokter dan minta obat. Biasanya yang diresepkan adalah antibiotik, meskipun dokter tahu itu mungkin takkan meredakan gejala sakit Anda.

"Riset terbaru juga menunjukkan beberapa infeksi yang lazim terjadi nyatanya tak butuh dikasih antibiotik. Tapi kita terus meminumnya, padahal itu sia-sia. Dan penggunaan antibiotik secara berlebihanlah yang menyebabkan munculnya 'superbug', termasuk resistensi bakteri," papar Amanda Helberg dari Scott & White Lago Vista Clinic, Lago Vista, Texas.

Untuk itu Anda harus pandai-pandai menentukan penyakit mana yang butuh diganjar antibiotik, dan mana yang tidak. Ini tentu akan menghemat pengeluaran Anda untuk ke dokter juga tentunya. Berikut panduannya, seperti dikutip dari CNN, Jumat (23/5/2014).

1. Demam dan flu
Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan influenza disebabkan oleh virus, jadi untuk meredakannya Anda tak butuh antibiotik karena jenis obat ini hanya membunuh bakteri.

Cara terbaik untuk mencegah flu adalah divaksin tiap tahun. Jika sudah, konsultasikan dengan dokter tentang obat antivirus untuk mempercepat proses penyembuhan.

Lagipula demam biasanya akan hilang sendiri dalam kurun 7-10 hari jika si pasien istirahat total dan banyak minum.

 2. Bronkitis
"Bronkitis akut juga tidak butuh diobati dengan antibiotik," papar Dr. John Joseph, seorang dokter keluarga dari Scott & White Killeen Clinic, Killeen, Texas.

Kecuali bila pasien mengalami komplikasi seperti emfisema atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD), mereka ini butuh antibiotik karena lebih rentan mengalami infeksi akibat bakteri untuk kedua atau ketiga kalinya.

 3. Infeksi telinga
Infeksi telinga dapat disebabkan virus maupun bakteri, namun untuk mengetahuinya, Anda harus datang ke klinik dan meminta dokter untuk melakukan pemeriksaan.

"Satu-satunya metode yang ampuh untuk menentukan penyebabnya adalah memukul gendang telinga dan mengamati cairan yang ada di dalamnya," kata Joseph. Barulah setelah itu ditentukan apakah perlu diberi antibiotik atau dibiarkan sampai sembuh sendiri.

 4. Pneumonia
Pneumonia juga banyak ragam penyebabnya, mulai dari bakteri, virus hingga jamur. Namun lagi-lagi antibiotik hanya bisa dipakai jika dokter menemukan ada bakteri khusus yang menyebabkan infeksi pada paru-paru tersebut.

 5. Infeksi pada sinus
Sama halnya dengan pneumonia, sinusitis dapat diakibatkan oleh bakteri, virus ataupun jamur, bahkan alergi. Namun menurut Joseph, kebanyakan kasus sinusitis disebabkan oleh virus sehingga tak butuh antibiotik.

Akan tetapi bila gejalanya parah, termasuk demam tinggi, hidung mengering dan batuk-batuk, maka dokter akan meresepkan antibiotik. Antibiotik juga bisa diberikan bila Anda sempat sembuh lalu gejalanya kembali, atau jika infeksinya berlangsung lebih dari seminggu.

6. Radang tenggorokan
Karena penyebabnya adalah bakteri maka antibiotik dibutuhkan untuk mengatasinya. Akan tetapi tak semua radang tenggorokan disebabkan bakteri jadi pastikan dokter Anda memberi diagnosis yang tepat ketika memeriksa.

Yang jelas Helberg meminta agar tiap orang berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu bila merasa tak enak badan. "Jangan meminum obat sisa untuk meredakan infeksi baru, jangan berbagi antibiotik dan jangan minum antibiotik untuk sakit karena virus," tegasnya.

Sumber berita DeikHealth


0 komentar:

Post a Comment