Mengenali Beberapa Macam Penyakit yang Boleh dan Tidak Boleh Memakai Obat Antibiotik
obatamandel.com
Tak ada orang yang tahan bila terus-menerus sakit. Untuk itu sekali tak
enak badan menyerang, Anda biasanya langsung ke dokter dan minta obat.
Biasanya yang diresepkan adalah antibiotik, meskipun dokter tahu itu
mungkin takkan meredakan gejala sakit Anda.
"Riset terbaru juga
menunjukkan beberapa infeksi yang lazim terjadi nyatanya tak butuh
dikasih antibiotik. Tapi kita terus meminumnya, padahal itu sia-sia. Dan
penggunaan antibiotik secara berlebihanlah yang menyebabkan munculnya
'superbug', termasuk resistensi bakteri," papar Amanda Helberg dari
Scott & White Lago Vista Clinic, Lago Vista, Texas.
Untuk itu
Anda harus pandai-pandai menentukan penyakit mana yang butuh diganjar
antibiotik, dan mana yang tidak. Ini tentu akan menghemat pengeluaran
Anda untuk ke dokter juga tentunya. Berikut panduannya, seperti dikutip
dari CNN, Jumat (23/5/2014).
1. Demam dan flu
Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan influenza disebabkan
oleh virus, jadi untuk meredakannya Anda tak butuh antibiotik karena
jenis obat ini hanya membunuh bakteri.
Cara terbaik untuk
mencegah flu adalah divaksin tiap tahun. Jika sudah, konsultasikan
dengan dokter tentang obat antivirus untuk mempercepat proses
penyembuhan.
Lagipula demam biasanya akan hilang sendiri dalam kurun 7-10 hari jika si pasien istirahat total dan banyak minum.
2. Bronkitis
"Bronkitis akut juga tidak butuh diobati dengan antibiotik," papar
Dr. John Joseph, seorang dokter keluarga dari Scott & White Killeen
Clinic, Killeen, Texas.
Kecuali bila pasien mengalami komplikasi
seperti emfisema atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD),
mereka ini butuh antibiotik karena lebih rentan mengalami infeksi akibat
bakteri untuk kedua atau ketiga kalinya.
3. Infeksi telinga
Infeksi telinga dapat disebabkan virus maupun bakteri, namun untuk
mengetahuinya, Anda harus datang ke klinik dan meminta dokter untuk
melakukan pemeriksaan.
"Satu-satunya metode yang ampuh untuk
menentukan penyebabnya adalah memukul gendang telinga dan mengamati
cairan yang ada di dalamnya," kata Joseph. Barulah setelah itu
ditentukan apakah perlu diberi antibiotik atau dibiarkan sampai sembuh
sendiri.
4. Pneumonia
Pneumonia juga banyak ragam penyebabnya, mulai dari bakteri, virus
hingga jamur. Namun lagi-lagi antibiotik hanya bisa dipakai jika dokter
menemukan ada bakteri khusus yang menyebabkan infeksi pada paru-paru
tersebut.
5. Infeksi pada sinus
Sama halnya dengan pneumonia, sinusitis dapat diakibatkan oleh
bakteri, virus ataupun jamur, bahkan alergi. Namun menurut Joseph,
kebanyakan kasus sinusitis disebabkan oleh virus sehingga tak butuh
antibiotik.
Akan tetapi bila gejalanya parah, termasuk demam
tinggi, hidung mengering dan batuk-batuk, maka dokter akan meresepkan
antibiotik. Antibiotik juga bisa diberikan bila Anda sempat sembuh lalu
gejalanya kembali, atau jika infeksinya berlangsung lebih dari seminggu.
6. Radang tenggorokan
Karena penyebabnya adalah bakteri maka antibiotik dibutuhkan untuk
mengatasinya. Akan tetapi tak semua radang tenggorokan disebabkan
bakteri jadi pastikan dokter Anda memberi diagnosis yang tepat ketika
memeriksa.
Yang jelas Helberg meminta agar tiap orang
berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu bila merasa tak enak badan.
"Jangan meminum obat sisa untuk meredakan infeksi baru, jangan berbagi
antibiotik dan jangan minum antibiotik untuk sakit karena virus,"
tegasnya.
Sumber berita DeikHealth
0 komentar:
Post a Comment