Tragedi Malaysia Airlines: Nihil, Hasil Pemeriksaan Data Simulator Penerbangan Milik Pilot MH370
wikipedia commons |
Tidak hanya mencari petunjuk fisik, pencarian pesawat Malaysia Airlines
(MAS) MH370 juga mengandalkan petunjuk digital. Petunjuk yang dimaksud
ada pada simulator penerbangan milik pilot MH370 Kapten Zaharie Ahmad
Shah.
Ada sejumlah data dalam hard disk simulator tersebut yang sengaja dihapus. Otoritas Malaysia pun meminta bantuan Biro Investigasi Federal AS (FBI) untuk memulihkan data yang dihapus dan memeriksa lebih lanjut simulator tersebut.
Namun rupanya, hasil pemeriksaan terhadap hard disk simulator tersebut tidak berujung pada temuan signifikan. Demikian seperti disampaikan seorang pejabat pemerintahan AS yang memahami penyelidikan MH370 kepada CNN, Sabtu (5/4/4014).
Menurut pejabat tersebut, tidak ditemukan informasi penting yang mampu memperkuat kecurigaan kepada pilot MH370. Memang ada sejumlah hal yang aneh pada simulator tersebut, terutama merujuk pada situasi saat ini. Kapten Zaharie memprogram begitu banyak rute penerbangan alternatif dalam simulator tersebut.
Namun penyelidikan menunjukkan bahwa hal tersebut dilakukan dengan tujuan keselamatan dalam menghadapi situasi darurat saat penerbangan berlangsung. Sumber tersebut mengatakan, hasil penyelidikan aparat AS terhadap simulator milik Kapten Zaharie tersebut berujung pada kesimpulan bahwa hal-hal tersebut sudah selayaknya dilakukan oleh pilot profesional dan berpengalaman.
Kecurigaan terhadap Kapten Zaharie mencuat ketika hasil penyelidikan otoritas Malaysia menyatakan MH370 sengaja putar balik dan terbang menyimpang dari rute sebenarnya. Diyakini otoritas Malaysia bahwa kesengajaan itu dilakukan oleh seseorang di dalam pesawat yang memiliki kemampuan mumpuni dalam menerbangkan pesawat ke Samudera Hindia.
Nama kopilot Fariq Abdul Hamid lepas dari kecurigaan mengingat pria berusia 27 tahun tersebut tidak cukup berpengalaman menerbangkan pesawat jenis Boeing 777. Sedangkan seluruh penumpang MH370 sudah dinyatakan bersih dari dugaan sabotase maupun pembajakan.
Sementara itu, simulator milik Kapten Zaharie terdiri dari seperangkat komponen ASUS Direct CUII dan motherboard Rampage IV Extrem, serta enam layar monitor. Menurut Khalid, ada tiga jenis permainan yang ditemukan dalam simulator, yakni Flight Simulator X, Flight Simulator 9 dan X Flight Simulator.
Terungkap ke media bahwa Kapten Zaharie pernah mempelajari sejumlah landasan yang ada di beberapa negara Asia Selatan dan juga landasan militer Amerika Serikat menggunakan simulator tersebut. Pada simulator tersebut, ditemukan software lima landasan penerbangan berbeda, yakni Bandara Internasional Male di Maladewa, lalu tiga bandara di India dan Sri Lanka, dan sebuah bandara milik pangkalan militer AS di Diego Garcia. Seluruh landasan pacu tersebut memiliki panjang hingga 1.000 meter.
Kepolisian Malaysia menyita simulator penerbangan tersebut dari rumah Kapten Zaharie pada Sabtu (15/3) lalu. Oleh polisi, simulator tersebut kemudian disusun kembali di markas kepolisian federal di Bukit Aman dan kemudian diperiksa oleh ahli khusus penerbangan, sebelum akhirnya diserahkan ke FBI.
Untuk informasi selanjutnya Klik Tragedi Malaysia Airlines.
Ada sejumlah data dalam hard disk simulator tersebut yang sengaja dihapus. Otoritas Malaysia pun meminta bantuan Biro Investigasi Federal AS (FBI) untuk memulihkan data yang dihapus dan memeriksa lebih lanjut simulator tersebut.
Namun rupanya, hasil pemeriksaan terhadap hard disk simulator tersebut tidak berujung pada temuan signifikan. Demikian seperti disampaikan seorang pejabat pemerintahan AS yang memahami penyelidikan MH370 kepada CNN, Sabtu (5/4/4014).
Menurut pejabat tersebut, tidak ditemukan informasi penting yang mampu memperkuat kecurigaan kepada pilot MH370. Memang ada sejumlah hal yang aneh pada simulator tersebut, terutama merujuk pada situasi saat ini. Kapten Zaharie memprogram begitu banyak rute penerbangan alternatif dalam simulator tersebut.
Namun penyelidikan menunjukkan bahwa hal tersebut dilakukan dengan tujuan keselamatan dalam menghadapi situasi darurat saat penerbangan berlangsung. Sumber tersebut mengatakan, hasil penyelidikan aparat AS terhadap simulator milik Kapten Zaharie tersebut berujung pada kesimpulan bahwa hal-hal tersebut sudah selayaknya dilakukan oleh pilot profesional dan berpengalaman.
Kecurigaan terhadap Kapten Zaharie mencuat ketika hasil penyelidikan otoritas Malaysia menyatakan MH370 sengaja putar balik dan terbang menyimpang dari rute sebenarnya. Diyakini otoritas Malaysia bahwa kesengajaan itu dilakukan oleh seseorang di dalam pesawat yang memiliki kemampuan mumpuni dalam menerbangkan pesawat ke Samudera Hindia.
Nama kopilot Fariq Abdul Hamid lepas dari kecurigaan mengingat pria berusia 27 tahun tersebut tidak cukup berpengalaman menerbangkan pesawat jenis Boeing 777. Sedangkan seluruh penumpang MH370 sudah dinyatakan bersih dari dugaan sabotase maupun pembajakan.
Sementara itu, simulator milik Kapten Zaharie terdiri dari seperangkat komponen ASUS Direct CUII dan motherboard Rampage IV Extrem, serta enam layar monitor. Menurut Khalid, ada tiga jenis permainan yang ditemukan dalam simulator, yakni Flight Simulator X, Flight Simulator 9 dan X Flight Simulator.
Terungkap ke media bahwa Kapten Zaharie pernah mempelajari sejumlah landasan yang ada di beberapa negara Asia Selatan dan juga landasan militer Amerika Serikat menggunakan simulator tersebut. Pada simulator tersebut, ditemukan software lima landasan penerbangan berbeda, yakni Bandara Internasional Male di Maladewa, lalu tiga bandara di India dan Sri Lanka, dan sebuah bandara milik pangkalan militer AS di Diego Garcia. Seluruh landasan pacu tersebut memiliki panjang hingga 1.000 meter.
Kepolisian Malaysia menyita simulator penerbangan tersebut dari rumah Kapten Zaharie pada Sabtu (15/3) lalu. Oleh polisi, simulator tersebut kemudian disusun kembali di markas kepolisian federal di Bukit Aman dan kemudian diperiksa oleh ahli khusus penerbangan, sebelum akhirnya diserahkan ke FBI.
Untuk informasi selanjutnya Klik Tragedi Malaysia Airlines.
Sumber: detiknews.com
0 komentar:
Post a Comment