Saturday, March 8, 2014

Tragedi Malaysia Airlines : Keberadaan Pesawat Malaysia Airlines MH370 : Awan Gelap Masih Menyelimuti ?

 Tragedi Malaysia Airlines : Keberadaan Pesawat Malaysia Airlines MH370 : Awan Gelap Masih Menyelimuti ?


Pengamat penerbangan menilai, seharusnya saat 2 jam setelah take off adalah tahap terbang dengan nyaman (cruise).


"Dua jam setelah take off. Ini seharusnya sudah masuk dalam kelompok terbang nyaman (cruise). Urut-urutannya adalah taxi, take off, menanjak naik, lalu cruise," tutur pengamat penerbangan Richard Quest seperti yang diberitakan CNN, Sabtu (8/3/2014).


Pada tahap cruise, menurut Quest, adalah saat teraman dalam suatu penerbangan. Seharusnya tidak akan terjadi apa-apa dalam tahap cruise.


Dalam tahap ini pilot akan menyetel pengendalian dalam mode auto pilot. Penerbangan akan berlangsung smooth kecuali jika ada sesuatu yang ekstrim terjadi.


Quest mengatakan, usia Boeing 777-200 yang hilang kontak belum tergolong tua. Apalagi Malaysia Airlines punya reputasi yang cukup baik di dunia penerbangan komersil.


"Malaysia Airlines punya 15 Boeing 777-200. Maskapai ini punya pengalaman bagus dalam mengoperasikan 777-200," katanya.


Mantan penyidik biro keselamatan transportasi AS, Greg Feith, seharusnya tetap bisa melaporkan kondisi pesawat meskipun power di pesawat mati. Pesawat ini punya baterai cadangan jika power utama mati.


"Mereka tetap bisa mengoperasikan instrumen-instrumen pokok pesawat dan tetap bisa melanjutkan penerbangan. Generator pesawat bisa mati, kedua mesin bisa mati, tapi batere cadangan tetap bisa mem-backup dalam situasi darurat," jelasnya.


Hingga saat ini, pesawat yang hilang kontak 2 jam setelah take off pukul 00.41 waktu setempat tersebut masih belum ditemukan. Dilengkapi peralatan komunikasi dan darurat yang modern, seharusnya pesawat jumbo ini bisa ditemukan.


"Banyak cara untuk menemukan pesawat itu (boeing 777-red). Ada beacon otomatis, ada alat komunikasi radio dan GPS, ada peralatan komputer di kokpit pesawat," tutur mantan inspektur jenderal Departemen Transportasi AS, Mary Schiavo.

Sumber berita DetikNews.

0 komentar:

Post a Comment