Virus Mers Berbahaya, Tapi Jangan Berlebihan : HIMPUH
travelhajiumroh.net |
Rasa was-was mungkin menghantui para jamaah umroh asal Indonesia atau para wisatawan yang hendak traveling ke kawasan Timur Tengah, karena virus Mers. Bagaimana sebaiknya menanggapi virus Mers ini?
Virus Mers masih satu keluarga dengan virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Virus Mers menyerang sistem pernafasan manusia. Gejala yang dialami jika terkena virus Mers adalah demam, batuk, pneumonia, diare dan gagal ginjal.
Parahnya lagi, belum ada vaksin atau obat khusus yang bersifat antivirus untuk mengobati serangan dari virus Mers. Virus yang dianggap para ilmuwan berasal dari unta ini, menyerang tak pandang bulu dari usia 2-94 tahun dengan usia rata-rata 51 tahun.
Ketua Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh), Baluki Ahmad punya pandangan sendiri terhadap wabah virus Mers. Baluki berujar, jangan bersikap berlebihan terhadap virus Mers di Arab Saudi.
"Virus Mers memang berbahaya, tapi jangan berlebihan," kata Baluki.
Baluki tak sembarangan bicara. Dia beralasan, Arab Saudi adalah negara luas dan virus Mers yang ada di sana belum tentu ada di Madinah dan Makkah. Kedua kota yang selalu ramai oleh jamaah umroh asal Indonesia.
"Arab Saudi itu luas. Contohnya seperti di Indonesia saja, kalau satu pulau kena penyakit, pulau lainnya belum tentu kena kan? Yang saya tahu, di sana penduduk setempat enjoy-enjoy saja meski ada pemberitaan virus Mers. Heran saya, di sana saja penduduknya biasa-biasa saja, malah di Indonesia dan negara-negara lain yang heboh soal virus itu," paparnya.
Virus Mers masih satu keluarga dengan virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Virus Mers menyerang sistem pernafasan manusia. Gejala yang dialami jika terkena virus Mers adalah demam, batuk, pneumonia, diare dan gagal ginjal.
Parahnya lagi, belum ada vaksin atau obat khusus yang bersifat antivirus untuk mengobati serangan dari virus Mers. Virus yang dianggap para ilmuwan berasal dari unta ini, menyerang tak pandang bulu dari usia 2-94 tahun dengan usia rata-rata 51 tahun.
Ketua Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh), Baluki Ahmad punya pandangan sendiri terhadap wabah virus Mers. Baluki berujar, jangan bersikap berlebihan terhadap virus Mers di Arab Saudi.
"Virus Mers memang berbahaya, tapi jangan berlebihan," kata Baluki.
Baluki tak sembarangan bicara. Dia beralasan, Arab Saudi adalah negara luas dan virus Mers yang ada di sana belum tentu ada di Madinah dan Makkah. Kedua kota yang selalu ramai oleh jamaah umroh asal Indonesia.
"Arab Saudi itu luas. Contohnya seperti di Indonesia saja, kalau satu pulau kena penyakit, pulau lainnya belum tentu kena kan? Yang saya tahu, di sana penduduk setempat enjoy-enjoy saja meski ada pemberitaan virus Mers. Heran saya, di sana saja penduduknya biasa-biasa saja, malah di Indonesia dan negara-negara lain yang heboh soal virus itu," paparnya.
Lanjut Baluki, dia lebih menekankan calon jamaah umroh untuk menjaga
kesehatan. Baluki mengimbau untuk menjaga fisik yang mana akan bertujuan
untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
"Kita boleh khawatir terhadap virus Mers dan memprioritaskan kesehatan. Namun, jangan sampai gara-gara itu ibadah umroh terganggu," ucapnya.
Meski virus Mers sedang mewabah di kawasan Timur Tengah termasuk Arab Saudi, jumlah jamaah umroh dari Indonesia tidak mengalami penurunan. Itu jadi bukti jamaah Indonesia sendiri tidak terlalu khawatir akan virus Mers. Baluki sedikit menyinggung soal beberapa wacana tentang pembatalan perjalanan umroh terkait virus tersebut.
"Umroh itu ya jangan diberhentikan hanya gara-gara hal seperti ini. Orang ke sana (Arab Saudi) mau ibadah. Ah, mungkin virus ini hanya skenario saja agar umat Muslim jadi takut umroh," celetuknya.
Bagi Anda yang mau umroh atau traveling ke kawasan Timur Tengah. Ada baiknya mengetahui informasi detil mengenai virus Mers dan membekali diri dengan badan yang sehat. Asal tahu saja, sudah ada 401 kasus Mers di 12 negara termasuk di AS dan Mesir. Mencegah lebih baik dari mengobati!
"Kita memang sebenarnya prihatin atas kasus virus ini, tapi keprihatinan itu jangan malah jadi ancaman dan mengurungkan niat untuk beribadah. Insya Allah, tidak ada apa-apa," tutup Baluki.
"Kita boleh khawatir terhadap virus Mers dan memprioritaskan kesehatan. Namun, jangan sampai gara-gara itu ibadah umroh terganggu," ucapnya.
Meski virus Mers sedang mewabah di kawasan Timur Tengah termasuk Arab Saudi, jumlah jamaah umroh dari Indonesia tidak mengalami penurunan. Itu jadi bukti jamaah Indonesia sendiri tidak terlalu khawatir akan virus Mers. Baluki sedikit menyinggung soal beberapa wacana tentang pembatalan perjalanan umroh terkait virus tersebut.
"Umroh itu ya jangan diberhentikan hanya gara-gara hal seperti ini. Orang ke sana (Arab Saudi) mau ibadah. Ah, mungkin virus ini hanya skenario saja agar umat Muslim jadi takut umroh," celetuknya.
Bagi Anda yang mau umroh atau traveling ke kawasan Timur Tengah. Ada baiknya mengetahui informasi detil mengenai virus Mers dan membekali diri dengan badan yang sehat. Asal tahu saja, sudah ada 401 kasus Mers di 12 negara termasuk di AS dan Mesir. Mencegah lebih baik dari mengobati!
"Kita memang sebenarnya prihatin atas kasus virus ini, tapi keprihatinan itu jangan malah jadi ancaman dan mengurungkan niat untuk beribadah. Insya Allah, tidak ada apa-apa," tutup Baluki.
sumber, detiktravel.com
0 komentar:
Post a Comment