Jika Seseorang Terinfeksi DBD Untuk Kedua Kalinya Ternyata Bisa Lebih Berbahaya
jellygamatluxor.biz |
Pernah mengalami suatu penyakit umumnya akan membuat seseorang menjadi
kebal untuk terkena penyakit itu kembali. Namun sayangnya hal ini tidak
berlaku bagi demam berdarah dengue (DBD). Ya, Anda juga berisiko
mengalaminya kembali, bahkan yang berikutnya bisa jadi lebih berbahaya.
"DBD adalah suatu penyakit infeksi yang disertai demam. Penyebabnya adalah virus dengue yang terdiri atas beberapa tipe, yaitu DEN-1, 2, 3 dan 4. Jadi kalau sudah kena DBD belum tentu kebal, kenapa? Kan ada empat tipe. Jadi kalau antibodinya untuk DEN-1, maka dia hanya bisa menetralkan DEN-1 dan tidak mampu menetralkan DEN-2, 3 dan 4. Begitu pun sebaliknya," ungkap Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI, dokter spesialis penyakit dalam RSCM.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam acara 'SOHO #BetterU: Hari Demam Berdarah ASEAN', yang diselenggarakan di Artotel Hotel Thamrin, Jl Sunda, Jakarta, Selasa (10/6/2014).
Dengan begitu, dr Leonard menyebutkan bahwa setiap orang berisiko untuk terkena DBD setidaknya empat kali. Namun penularannya tidak akan terjadi sepanjang tidak ada nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai vektor.
"Infeksi kedua akan lebih berat dibandingkan infeksi yang pertama kali. Karena infeksi yang pertama sudah merangsang sistem imun, maka yang kedua (dengan tipe berbeda) akan menjadi lebih galak, tapi efek sampingnya tidak bagus," tutur dr Leonard.
Menurutnya, infeksi kedua tujuan antibodi bukan untuk menetralkan, sebab tipenya berbeda. Akibatnya, akan terjadi reaksi silang dengan trombosit dan endotel. Lantas apakah fasenya berbeda dibandingkan dengan infeksi kali pertama?
"Fasenya sama, tapi antibodinya lebih cepat, bisa di bawah hari kelima. Jadi biasanya lebih berat dibandingkan yang kali pertama, pendarahannya pun lebih berat," tutup dr Leonard.
Masa inkubasi DBD dimulai dari gigitan hingga timbulnya gejala berlangsung selama dua pekan. Setelah digigit, virus tersebut memasuki masa inkubasi 5-9 hari, berlanjut pada fase akut 1-3 hari dan fase kritis 1-3 hari. Nah, pada fase kritis inilah biasanya terjadi kebocoran plasma.
"DBD adalah suatu penyakit infeksi yang disertai demam. Penyebabnya adalah virus dengue yang terdiri atas beberapa tipe, yaitu DEN-1, 2, 3 dan 4. Jadi kalau sudah kena DBD belum tentu kebal, kenapa? Kan ada empat tipe. Jadi kalau antibodinya untuk DEN-1, maka dia hanya bisa menetralkan DEN-1 dan tidak mampu menetralkan DEN-2, 3 dan 4. Begitu pun sebaliknya," ungkap Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI, dokter spesialis penyakit dalam RSCM.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam acara 'SOHO #BetterU: Hari Demam Berdarah ASEAN', yang diselenggarakan di Artotel Hotel Thamrin, Jl Sunda, Jakarta, Selasa (10/6/2014).
Dengan begitu, dr Leonard menyebutkan bahwa setiap orang berisiko untuk terkena DBD setidaknya empat kali. Namun penularannya tidak akan terjadi sepanjang tidak ada nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai vektor.
"Infeksi kedua akan lebih berat dibandingkan infeksi yang pertama kali. Karena infeksi yang pertama sudah merangsang sistem imun, maka yang kedua (dengan tipe berbeda) akan menjadi lebih galak, tapi efek sampingnya tidak bagus," tutur dr Leonard.
Menurutnya, infeksi kedua tujuan antibodi bukan untuk menetralkan, sebab tipenya berbeda. Akibatnya, akan terjadi reaksi silang dengan trombosit dan endotel. Lantas apakah fasenya berbeda dibandingkan dengan infeksi kali pertama?
"Fasenya sama, tapi antibodinya lebih cepat, bisa di bawah hari kelima. Jadi biasanya lebih berat dibandingkan yang kali pertama, pendarahannya pun lebih berat," tutup dr Leonard.
Masa inkubasi DBD dimulai dari gigitan hingga timbulnya gejala berlangsung selama dua pekan. Setelah digigit, virus tersebut memasuki masa inkubasi 5-9 hari, berlanjut pada fase akut 1-3 hari dan fase kritis 1-3 hari. Nah, pada fase kritis inilah biasanya terjadi kebocoran plasma.
Sumber berita DetikHealth
0 komentar:
Post a Comment