Wednesday, January 14, 2015

Penelitian di Mali, Afrika Menemukan Jenis Nyamuk Super

Penelitian di Mali, Afrika Menemukan Jenis Nyamuk Super
klikmenarik.blogspot.com
Disebut oleh peneliti yang menemukannya sebagai "nyamuk super", nyamuk yang belum memiliki nama spesifik ini resistan terhadap ekspos insektisida yang biasanya digunakan pada kelambu khusus nyamuk.
Ditemukan di Mali, Afrika, nyamuk super muncul akibat perkawinan silang antara dua jenis nyamuk malaria yang sudah ada sebelumnya. Ahli entomologi medis dan profesor di University of California Davis (UC Davis), Gregory Lanzaro, mengatakan jenis baru ini mungkin muncul sebagai bentuk nyamuk beradaptasi dengan insektisida.
Nyamuk super yang diidentifikasi oleh Lanzaro dan timnya merupakan keturunan hibrida dari Anopheles gambiae dan Anopheles coluzzii. Awalnya kedua nyamuk tersebut dianggap ahli serangga sebagai jenis berbeda dari variasi nyamuk gambiae, namun kini mereka dianggap sebagai spesies yang berbeda.
"Ini memberikan bukti nyata mengindikasikan bahwa perubahan pada alam yang dibuat manusia --pengenalan insektisida-- telah mengubah pola hubungan evolusi antara dua spesies. Dalam kasus ini menghancurkan isolasi reproduktif yang memisahkan mereka," kata Lanzaro seperti dikutip dari keterangan tertulis oleh UC Davis, Kamis (15/1/2015).
Lanzaro mengatakan penelitian yang telah dipublikasi di Proceedings of the National Academy of Sciences sebenarnya sudah mengamati adanya resistansi pada nyamuk-nyamuk di Afrika. Penemuan jenis baru ini sehingga dikatakan oleh Lanzaro sebetulnya bukan sesuatu yang mengagetkan.
"Hanya baru-baru ini, nyamuk telah sampai menyebabkan masalah pada tingkat lokal di Afrika di mana kelambu gagal memberikan kontrol dan menurut saya ini akan terus meningkat," kata Lazaro.
Di Afrika, World Health Organization (WHO) memang sangat mengandalkan kelambu sebagai bentuk pengendalian malaria. Dalam laporan WHO beberapa waktu lalu kasus malaria di seluruh dunia mengalami penurunan yang signifikan.
Adanya jenis nyamuk ini dikatakan peneliti bisa jadi ancaman sehingga diperlukan pengembangan cara baru untuk mengontrol vektor malaria.

Sumbet berita:  DetikHealth.com

0 komentar:

Post a Comment