Friday, January 30, 2015

Epub Serat Serat Jaka Semangun (Alih Aksara & Terjemahan) Online

Epub Serat Serat Jaka Semangun (Alih Aksara & Terjemahan)  Online

perpusnas.go.id
Buku ini merupakan hasil penyalinan ulang naskah koleksi Perpustakaan Nasional berjudul  Serat Serat Jaka Semangun (Alih Aksara & Terjemahan) Online adalah buku digital   dalam format EPUB dan  FlipBooks yang ditampilkan dalam format 3D yang bisa dibuka-buka (flipping). Silahkan Klik gambar bukunya untuk langsung terhubung dengan file onlinenya (digital). Untuk baca ebook lainnya Klik Ebook. PC baca file EPUB dapat Unduh Drivernya dihttp://www.epubread.com/en/, atau http://calibre-ebook.com/.
Untuk SMARTPHONE dapat unduh drivernya di Play Store (UB epub reader), 

" Serat Jaka Semangun dari berbagai versi dari hasil inventaris naskah ini diperoleh korpus Serat Jaka Semangun sebanyak 14 (empat belas) buah. Dua diantaranya menjadi koleksi di Museum Sonobudoyo Yogyakarta (MSB), Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB-UI) yang dahulu bernama Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FS-UI) menyimpan satu naskah, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) menyimpan sembilan naskah, dan Perpustakaan Leiden-Belanda (PUL) menyimpan dua naskah. Nomor kolekasi naskah Serat Jaka Semangun yang disimpan di Museum Sonobudoyo Yogyakarta yaitu SB131 dan SK 81. Nomor koleksi naskah Serat Jaka Semangun yang disimpan di Perpustakaan FIB-UI ) yaitu NR 261. Naskah Serat Jaka Semangun yang menjadi koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yaitu naskah-naskah dengan nomor koleksi Br 41, Br 250, Br 390, CS 133, KBG 406, KBG 417, KBG 440, KBG 703, dan KBG 987. Sedangkan naskah Serat Jaka Semangun yang menjadi koleksi Perpustakaan Universitas Leiden-Belanda yaitu naskah dengan nomor kode LOr 4001
dan LOr 5439.       

Naskah yang disunting dan diterjemahkan adalah naskah milik dan tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan nomor koleksi Br 41. Dalam deskripsi naskah telah dijabarkan kondisi fisik
naskah, sebagai tambahan informasi bahwa teks naskah Br 41 memiliki ciri-ciri naskah pesisiran. Hal ini dapat diketahui pada awal pada pupuh  pertama berupa Asmaradhana dengan bunyi "Ingsun amimiti  amuji...."
(Terjemahan: "Saya mengawali dengan memuji...") yang merupakan ciri-ciri mukadimah pesisiran. Selain itu kaidah puisi naskah ini tidak " terjaga". (Karsono, 2001: 88-90).
Hikayat Sama'un. Hikayat ini bercerita tentang seorang anak saudagar kaya raya yang membantu Nabi Muhammad dalam menyebarkan agama Islam. Liaw Yock Fang menginformasikan bahwa cerita ini berdasarkan suatu peristiwa yang tidak penting dalam riwayat hidup Nabi Muhammad (lkram, 1997: 140-141).                                                                        
Snouck Hurgronje (1906: 187) berpendapat bahwa sulit sekali menghubungkan cerita ini dengan tradisi Islam karena tokoh Semangun seperti "jatuh dari langit". Hanya dibagian kedua cerita ini ditemukan adanya kesejajaran dengan tradisi Islam tentang kisah Nabi Muhammad menerima sebagai hadiah dari penguasa Mesir koptik seorang putri cantik yang dikenal dalam sejarah Islam sebagai Mariah AI Qibtiyah. Menurut pendapatnya, hikayat Semangun hanya meminjam nama.                                                                                                                                                                           
Andaikata hipotesis Snouch Hugronje benar (1906) bahwa cerita ini bukan berasal dari tanah Arab, dan hanya meminjam nama, tetapi berasal dari Nusantara, maka hal ini tentunya akan sangat menarik, karena ternyata penyair Nusantara telah berusaha menginventariskan sebuah gejala 
budaya, dalam hal ini budaya Arab yang terlihat dalam tarikh Nabi Muhammad dengan gaya dan caranya sendiri. Hal lain sebenarnya patut mendapat perhatian adalah tentang kehadiran tokoh Semangun yang belum ada yang membuktikan bahwa tokoh ini berasal dari khazanah sastra Arab (Christomy, 2003: 2-3).                                                                                                                    
Teks Semangun tersimpan dalam bentuk hikayat maupun puisi naratif. Setelah melalui penelusuran telah ditemukan korpus naskah kisah Semangun, yaitu 20 naskah Sunda, 6 naskah Melayu, 14 naskah jawa,
dan 2 naskah Arab. Teks Semangun tersimpan dalam bahasa Aceh (Hutgronje, 1906) dan bahasa Sasak di Lombok (Behrend, 1987) hal tersebut menunjukkan teks Semangun digemari pada zamannya. (Ibid,2003, 3).                              
Van Ronkel dalam tulisan Het Verbaal van den held Sama'oen en van  Mariah Koptishe (Hikajat Sama'oen) meneliti cerita ini dengan membandingkan beberapa versi, yaitu versi yang menggunakan bahasa Melayu, Jawa, Sunda, dan Aceh. Kemudian di akhir penelitiannya dia menarik kesimpulan bahwa Hikayat Sama'un mula- mula ditulis dalam bahasa Melayu kemudian disalin ke dalam dua salinan berbahasa Melayu juga. Ada lagi satu disadur ke dalam bahasa Jawa dan kemudian ke dalam bahasa Melayu semula. Satu lagi dlsadur ke dalam tiga bahasa, bahasa Jawa (dalam Menak), bahasa Arab, dan bahasa Sunda. Versi bahasa Arab itu kemudian di sadur ke dalam bahasa Melayu dan menimbulkan kesan seolah- olah cerita asli hikayat ini ditulis dalam bahasa Arab.                           
Hikayat Sama'un versi Jawa Iebih dikenal dengan nama Serat Jaka Semangun (kemudian disingkat dengan nama SJS). " Sumber : perpusnas.go.id



0 komentar:

Post a Comment