Epub Hikayat Maharaja Jaya Asmara Online
perpusnas.go.id
Transliterasi Hikayat Maharaja Jaya Asmara Online adalah buku digital dalam format EPUB dan FlipBooks yang ditampilkan dalam format 3D yang bisa dibuka-buka (flipping). Silahkan Klik gambar bukunya untuk langsung terhubung dengan file onlinenya (digital). Untuk baca ebook lainnya Klik Ebook. PC baca file EPUB dapat Unduh Drivernya dihttp://www.epubread.com/en/.
Untuk Smartphone dapat unduh drivernya di Play Store (UB epub reader).
"Naskah "Hikayat Maharaja Jaya Asmara" dengan nomor kode koleksi W 148 merupakan satu-satunya naskah yang terdapat di Perpustakaan Nasional RI. Naskah berukuran 33 X 21 CM, berjumlah 416 halaman, tiap halaman terdiri dari 19 baris. Kondisi naskah masih cukup baik, tulisan jelas terbaca tetapi ada beberapa Iembar halaman kertas yang mulai lepas. Naskah ditulis di atas kertas Eropah dengan tinta warna hitam, tidak ditemukan adanya cap kertas (watermark) Jika kertas diterawang. Naskah ini juga tidak memiliki kolofon yang menerangkan tentang penulis/penyalin naskah, tempat, waktu, dan tanggal penulisan naskah.
Ringkasan isi, Maharaja Kardan Syah Alam melamar Suganda Cahaya PuteriGangga Birama di Dar al-Qiyam. Putri itu mengetahui bahwa PangeranIndra Johan Syah dari Yunan lebih berkuasa daripada Kardan Syah Alam, tetapi ia menuruti kehendak ayahandanya untuk kawin dengan Kardan Syah Alam. Kemudian ia melahirkan seorang anak berjenggot bersama sebilah pedang terhunus dan di bawahnya tersandang busurpanah kesaktian. Ia dinamakan Maharaja Jaya Asmara. Sementara itu ibunya tetap mengagumi Indra Johan Syah, yang sedang bersiap-siap menyerang Singgajaya. Kardan Syah Alam yang atas permintaan isterinya sedang mencari kijang, di tengah jalan bertemu dengan Indra Johan Syah. Terjadi perkelahian antara keduanya, dalam pertempuranitu akhirnya Kardan Syah Alam tewas. Indra Johan kemudian masuk kedalam istana dan menemui Suganda Cahaya. Peristiwa terbunuhnyaKardan Syah Alam disaksikan anaknya Jaya Asmara, laluIah dan bersembunyi di tempat penggembala kuda milik ayahnya. Karena tidak suka hubungan ibunya dengan Indra Johan Syah, Jaya Asmara kemudian lari ke Tanjung Banjir, tetapi kemudian disusul oleh ibunya dan disuruh mengabdi kepada Indra Johan Syah. Namun kemudian jiwa Jaya Asmara semakin terancam oleh Indra Johan Syah, maka kemudian ia lari lagidan ikut berlayar dengan para pelaut dengan memakai nama Bujang Ali. Dalam pelayarannya ia sampai di Ajam dan dibeli oleh Raja DewaLaksana yang mempunyai puteri bernama, Seri Kamkama Kembar Bunga. Kemudian ia dijadikan tukang kuda di istana. Puteri Kamkama Kembar bunga begitu mencintai Bujang Ali.Sementara itu Raja Jin Islam di Jaya Lengkiri, yaitu Syeikh Alam Daksina melamar secara paksa puteri Ajam, Seri Kamkama Kembar Bunga. Upaya Raja Jin mendapat perlawanan dari sang puteri dan BujangAli. Dengan pemberian kuda wasiat berwarna biru dan kumala sakti pemeberian sang puteri, Bujang Ali bertempur dan banyak membunuh prajurit Syeikh Alam Daksina. Di Cahaya Pelingkan seorang raja mambang bernama Maharaja Indewa Dewi. Ia memiliki putera bemama Dewa mambang dan Puteri bernama lram Iram Bunga. Dewa Mambang melamar puteri Ajam. la bernama Syeikh Alam Daksina dan Dewa Laksana berperang melawan Bujang Ali. Dalam peperangan itu Dewa Mambang berhasil menangkap saingan-saingannya dengan panah wasiat dan membawa ke negerinya. Bujang Ali tampil dan berterus terang bahwa ia adalah Jaya Asmara dan menyatakan cinta kepada Puteri Kamkama. Dewa Mambang yang tak kuasa melawan Jaya Asmara, memaksa adiknya supaya masuk kedalam peti wasiat. Peperangan berkobar lagi, Dewa Mambang tertawan dan Iram-Iram Bunga terbang kembali ke istana, kemudian disusul oleh Jaya Asmara yang minta kepada Maharaja Indra Dewa untuk menyerahkan rantai wasiat dan memanggil Syeikh Alam Daksina dan Dewa Laksana. Dewa Laksana telah mengetahui siapa sebenarnya Bujang Ali, laIu mengajak kerjasama Syeikh Alam Daksina mengirimkan surat kepada Maharaja Indra Dewa dengan permintaan agar Jaya Asmara dibunuh. Namun permintaan itu tidak dipenuhi, sebaliknya Jaya Asmara dikawinkan dengan puterinya Iram-Iram Bunga. JayaAsmara kembaIi ke Ajam ketika isterinya, Iram-Iram Bunga sedang hamil. Ia menyamar sebagai pengemis dan mendatangi Puteri Kamkama. Sementara itu Dewa Laksana mendengar bahwa Syeikh Alam Daksina akan menyerang, maka ia meminta kepada puterinya agar memanggil Jayya Asmara. Tiba-tiba pengemis itu berubah kembali menjadi Jaya Asmara dan diterima baik oleh Dewa Laksana. Puteri Kamkama dikhwinkan dengan Jaya Asmara yang berlangsung dengan sangat meriah. Syeikh Alam Daksina yang mengetahui Jaya Asmara telah kembaIi ke Ajam menjadi sangat marah dan kecewa, laIu kembali kenegerinya. Peperangan melawan Raja Jin, Syeikh Alam Daksina terus berlangsung, dan pada akhirnya dapat dikalahkan Jaya Asmara. Demikian juga kerajaan Lingga Jaya dapat dikuasai Jaya Asmara, setelah rajanya Indra Johan Syah dikaIahkan dan terbunuh daIam pertempuran tersebut." Sumber : perpusnas.go.id.
0 komentar:
Post a Comment