Wednesday, January 28, 2015

Es Menyebabkan Kegemukan, Benarkah ?

 Benarkah Es Menyebabkan Kegemukan

soktau.com
Salah satu aturan Diet Mayo yang populer di Indonesia adalah pantangan untuk mengonsumsi es atau air es. Meskipun belum diketahui sebabnya, namun ahli gizi Jansen Ongko, MSc, RD, es atau air es sebenarnya justru baik untuk membantu proses penurunan berat badan.
"Air es bisa bikin obesitas itu bagaimana caranya, dia nggak ada kalorinya. Tapi saya rasa kenapa es di Indonesia bikin gemuk adalah karena semua es itu pasti enak dan manis," ujar Jansen kepada detikHealth dan ditulis pada Rabu (28/1/2015).
Ya, menu-menu minuman yang menggunakan es dilanjutkan Jansen seringkali berupa jajanan yang manis dan menggunakan bahan tambahan lain cukup banyak seperti gula dan sirup. Bahan tambahan inilah yang sebenarnya membuat gemuk, bukan esnya itu sendiri.
"Faktanya dibandingkan air hangat dan air biasa, air es itu justru membakar kalori lebih banyak. Secara science, minum air dingin justru membakar kalori lebih banyak. Ini karena tubuh memiliki suhu tersendiri, kalau minum air dengan suhu yang lebih rendah tentu akan disesuaikan dengan kalor. Jadi justru minum air es membakar kalori lebih banyak," papar nutrisionis lulusan California State University, Los Angeles ini.
Sebaliknya, masyarakat justru menyalahkan es sebagai penyebab kegemukan. Sehingga dalam beberapa jenis diet penurunan badan, konsumsi es justru dilarang.
"Katanya jangan minum es teh nanti gemuk, esnya yang disalahkan padahal gulanya yang segambreng. Saya jelaskan, bukan esnya yang salah tapi minuman setelahnya itu, misalnya es campur. Sirup dan susu kental manisnya kadang ditambah, tapi esnya yang disalahkan. Itu yang membuat nama es jelek di Indonesia," pungkas Jansen.
Alasan lain untuk tidak menyalahkan es disampaikan oleh Jansen adalah fakta bahwa es dibuat dari air putih yang dibekukan, sementara air putih sendiri tidak berkalori. Sehingga menurutnya konsumsi es saja maupun air putih es tidak akan memengaruhi kenaikan berat badan.

Sumber berita DetikHealth

0 komentar:

Post a Comment