Puluhan Anggota Konferensi AIDS Internasional Mencari Suaka di Australia
aidsindonesia.com |
Sekitar 25 anggota delegasi konferensi AIDS internasional yang diadakan di Melbourne, Australia, bulan lalu takut pulang ke negara mereka dan akan mencari suaka di Australia, kata lembaga pengungsi dan kesejahteraan, HomeGround Services, Senin (4/8/2014).
Lembaga itu, yang membantu untuk menemukan akomodasi buat tunawisma di Melbourne, mengatakan, sebanyak 14 anggota delegasi negara-negara Afrika, termasuk Uganda dan Tanzania, telah meminta bantuan mereka. "Kami sudah punya 14 orang yang sejauh ini datang (ke tempat kami)," kata juru bicara HomeGround Services, Cathy Beadnell, kepada AFP. "Sangat jelas bahwa mereka tidak punya tempat tinggal saat ini. Mereka semua mengajukan klaim suaka."
Asylum Seeker Resource Centre (ASRC), juga di Melbourne, mengatakan bahwa mereka yakin hingga 25 orang telah mencari nasihat tentang bagaimana untuk tetap berada di Australia setelah visa mereka habis. Masalah terkait stigma dan diskriminasi seputar AIDS, termasuk di Uganda, di mana homoseksualitas tetap menjadi hal yang ilegal dan dihukum dengan hukuman penjara, berulang kali diangkat pada konferensi tahun ini.
"Jelas bahwa mereka adalah delegasi yang berasal dari negara-negara di mana bekerja di bidang AIDS merupakan proposisi yang mengancam jiwa," kata Pamela Curr dari ASRC kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC). "Tampaknya, beberapa dari mereka telah mempertimbangkan apakah bisa bertahan hidup di negara-negara asal mereka, atau apakah mereka harus mencoba untuk bertahan hidup dengan mendapatkan perlindungan sebagai pengungsi di Australia."
Menteri Imigrasi Australia, Scott Morrison, tidak mau berkomentar. Ia mengatakan melalui seorang juru bicara bahwa aplikasi seorang individu untuk mendapatkan suaka tidak dibahas karena alasan privasi. "Semua klaim untuk mendapat perlindungan dipertimbangkan secara personal dan berdasarkan hukum," kata juru bicara itu.
Konferensi AIDS Internasional ke-20 di Australia telah dihadiri oleh sekitar 13.600 orang dari lebih dari 200 negara
Sumber berita Kompas.com
0 komentar:
Post a Comment