Hasil Penelitian Menunjukkan Penambahan Jam Tidur Bisa Mengurangi Obesitas
rumahku.com |
Makanan cepat saji seperti donat, sandwich, atau burger memang terbilang praktis dan dapat menghemat waktu makan bagi Anda yang selalu terburu-buru. Namun, jenis makanan tersebut mengandung gula dan garam yang tinggi. Jika dikonsumsi setiap hari, Anda berisiko terkena obesitas dan diabetes.
Bekerja dan hidup di era modern seperti sekarang dilemanya adalah terbatasnya waktu untuk mengolah makanan sehat untuk konsumsi harian. Alhasil, lagi-lagi, banyak orang memilih makanan junk food yang instan.
Sebenarnya, sekarang ini banyak restoran dan supermarket yang menawarkan sajian sehat dan bergizi. Namun, akibat telah terbiasa menyantap fast food, membuat banyak orang kurang berselera dengan makanan sehat.
Sebuah studi di University of Chicago Medicine mengatakan bahwa keinginan untuk makanan cepat saji ternyata disebabkan kurang tidur.
Hasil studi menunjukan, kurang tidur meningkatkan nafsu makan orang dewasa yang kelebihan berat badan. Umumnya, mereka memilih makanan fast food sebagai solusi untuk meredam rasa lapar.
Melihat hasil akhir yang demikian, peneliti pun menerapkan waktu tidur ekstra pada partisipan. Lebih kurang mereka diminta untuk tidur 96 menit lebih lama dari biasanya, di mana waktu tidur normal mereka hanya berkisar 6,5 jam. Alhasil, nafsu makan mereka berkurang hingga 14 persen dan keinginan makanan cepat saji turun hingga 62 persen.
“Banyak orang kurang tidur dikarenakan mereka merasa sibuk dan memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan,” ujar penulis penelitian, Dr Esra Tasali.
Tasali menambahkan, mekanisme menambahkan jam tidur pada partispan terbukti bisa menekan nafsu mengonsumsi makanan cepat saji. “Metode ini bisa berhasil dengan catatan selama tertidur tidak ada intervensi yang membuat Anda terbangun seketika lalu tidur kembali,” imbuhnya.
Selain tidak mudah lapar, penelitian juga melaporkan bahwa keinginan partisipan untuk mengudap makanan ringan tinggi gula dan garam, berangsur-angsur menurun.
Sumber berita Kompas.com
0 komentar:
Post a Comment