Saturday, August 2, 2014

Virus Ebola Bisakah Menular Lewat Udara

Virus Ebola Bisakah Menular Lewat Udara

bbc.com
Sejak mewabah di Afrika bulan Februari 2014, terdapat 729 korban meninggal dunia. Meskipun virus ebola dipastikan dapat menular melalui kontak langsung dengan darah atau sekret tubuh, dan feses, bagaimana dengan penularan melalui udara?

"Sehubungan dengan kemungkinan penyebaran Ebola melalui penerbangan internasional, memang pada akhir Juli ada seorang pekerja Liberia berinisial Mr PS (40) yang merupakan naturalisasi penduduk Amerika dan jatuh sakit ketika turun dari pesawat di Lagos Nigeria," terang Kepala Balitbangkes Kemenkes RI Prof Tjandra Yoga Aditama.

"Dia baru datang dari Liberia untuk merawat saudara perempuannya yang sakit Ebola. Kemudian, Mr PS meninggal 5 hari sesudah jatuh sakit," lanjut Prof Tjandra dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan dan ditulis pada Sabtu (2/8/2014).

Terkait meninggalnya Mr PS, ada 59 orang yang dievaluasi ketat karena diduga melakukan kontak dengan Mr PS. 59 Orang tersebut terdiri dari 15 petugas penerbangan dan 44 petugas RS. Dari 59 orang, surveilans bertambah menjadi 67 orang. Hasil evaluasi menunjukkan sebanyak 67 orang tersebut sejauh ini tidak tertular. 

Dikatakan Prof Tjandra, kasus Mr PS ini secara tidak langsung membuka mata dunia tentang kemungkinan penyebaran Ebola melalui penerbangan internasional. Meskipun diakui Prof Tjandra penularan ebola terjadi ketika ada kontak langsung dengan darah atau sekret tubuh atau feses pasien, tidak melalui udara. 

"Jadi kemungkinan penularan di dalam pesawat‎ relatif kecil tetapi tetap saja kewaspadaan perlu dijaga di pesawat yang datang dari negara terjangkit. Sudah ada petunjuk bagi crew pesawat dari negara terjangkit, seperti memisahkan orang yang mereka curigai, menggunakan sarung tangan, dan melapor ke bandara kedatangan," papar Prof Tjandra.

Ia menambahkan, beberapa gejala pasien ebola yakni demam, amat lemah, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, muntah, diare, rash di kulit, kerusakan ginjal dan hati serta perdarahan dalam tubuh. Maka, dikatakan Prof Tjandra dengan gejala-gejala seberat itu kecil kemungkinan seseorang dapat bepergian dengan pesawat udara

Sumber berita DetiHealth

0 komentar:

Post a Comment