Kuliner Tahu Sumedang dan Kisahnya
Siang ini memang enaknya bersantai sambil ngemil makanan gurih. Tahu Sumedang yang hangat, main enak dikunyah dengan cabai rawit segar. Apalagi diiringi minum segelas es teh manis yang dingin segar. Yummy!
Tahu yang berbentuk kotak dengan ukuran 2.5x2.5 cm ini bernama tahu Sumedang. Sesuai dengan namanya, tahu ini merupakan salah satu makanan khas daerah Sumedang, sekitar 46 km dari Bandung, Jawa Barat.
Tahu asal Sumedang ini juga biasa disebut dengan tahu Bunkeng atau Bungkeng. Bungkeng merupakan nama dari anak Ong Kin No, sang peracik tahu. Awalnya ia hanya membuat tahu untuk kebutuhan keluarga. Pada tahun 1917 ia membuka toko pertamanya.
Pada tahun 1928, Bupati Sumedang mencium aroma yang gurih dari tahu Bunkeng kemudian langsung menicicipnya. Ternyata Bupati sangat menyukai tahu ini dan yakin bahwa tahu Bunkeng akan laris manis jika di jual di pasaran. Kini dari satu toko di Tegalkalong berkembang menjadi beberapa toko. Bahkan kini dikenal hingga ke seluruh Indonesia.
Cara pembuatan tahu Sumedang hampir sama dengan tahu pada umumnya. Tahu ini dibuat dengan bumbu yang sama yaitu bawang putih dan diberi koagulan atau biang tahu yang disimpan selama 2-3 hari, yang prosesnya menggunakan asam cuka.
Tahu yang dibuat dengan cara tradisional memang tidak bertahan lama jika didiamkan pada suhu ruang. Tekstur kulitnya akan terasa lebih liat, tidak garing. Karnea itu penjaja penjual tahu Sumedang umumnya menggoreng tahu secara langsung saat tahu dipesan.
Tahu yang dibuat dengan bahan alami juga tidak bertahan lama dalam suhu ruang. Akan tetapi jika disimpan dalam kulkas lebih tahan lama. Cara menggorengnyapun juga harus tepat yaitu dalam minyak panas dan banyak hingga tahu terendam.
Jika Anda membeli dalam jumlah yang banyak, tahu ini akan dikemas dalam wadah keranjang yang terbuat dari anyaman bambu yang diberi kertas roti di dalamnya. O,ya umumnya penjual tahu juga menjual lontong atau buras.
Tahu yang berbentuk kotak dengan ukuran 2.5x2.5 cm ini bernama tahu Sumedang. Sesuai dengan namanya, tahu ini merupakan salah satu makanan khas daerah Sumedang, sekitar 46 km dari Bandung, Jawa Barat.
Tahu asal Sumedang ini juga biasa disebut dengan tahu Bunkeng atau Bungkeng. Bungkeng merupakan nama dari anak Ong Kin No, sang peracik tahu. Awalnya ia hanya membuat tahu untuk kebutuhan keluarga. Pada tahun 1917 ia membuka toko pertamanya.
Pada tahun 1928, Bupati Sumedang mencium aroma yang gurih dari tahu Bunkeng kemudian langsung menicicipnya. Ternyata Bupati sangat menyukai tahu ini dan yakin bahwa tahu Bunkeng akan laris manis jika di jual di pasaran. Kini dari satu toko di Tegalkalong berkembang menjadi beberapa toko. Bahkan kini dikenal hingga ke seluruh Indonesia.
Cara pembuatan tahu Sumedang hampir sama dengan tahu pada umumnya. Tahu ini dibuat dengan bumbu yang sama yaitu bawang putih dan diberi koagulan atau biang tahu yang disimpan selama 2-3 hari, yang prosesnya menggunakan asam cuka.
Tahu yang dibuat dengan cara tradisional memang tidak bertahan lama jika didiamkan pada suhu ruang. Tekstur kulitnya akan terasa lebih liat, tidak garing. Karnea itu penjaja penjual tahu Sumedang umumnya menggoreng tahu secara langsung saat tahu dipesan.
Tahu yang dibuat dengan bahan alami juga tidak bertahan lama dalam suhu ruang. Akan tetapi jika disimpan dalam kulkas lebih tahan lama. Cara menggorengnyapun juga harus tepat yaitu dalam minyak panas dan banyak hingga tahu terendam.
Jika Anda membeli dalam jumlah yang banyak, tahu ini akan dikemas dalam wadah keranjang yang terbuat dari anyaman bambu yang diberi kertas roti di dalamnya. O,ya umumnya penjual tahu juga menjual lontong atau buras.
Sumber berita DetikFood
0 komentar:
Post a Comment