Cara Mengecek Makanan atau Minuman yang Telah Terkontaminasi Bakteri
websitekesehatankita.blogspot.com |
Beberapa orang mungkin mengandalkan indera penciuman dan perasanya untuk mengecek apakah makanan atau minuman yang telah lama dihidangkan tidak busuk dan aman untuk dikonsumsi. Namun, cara tersebut dikatakan oleh Lydia Buchtmann dari Dewan Informasi Keamanan Pangan Australia tidak efektif.
Saat makanan atau minuman mulai berubah tekstur dan rasanya, itu menandakan bakteri pengurai mulai bekerja. Bakteri tersebut, namun berbeda dari bakteri yang sering menyebabkan keracunan makanan.
Buchtmann mengatakan bakteri pengurai seperti Pseudomonas yang biasanya membuat daging,susu,telur, dan ikan menjadi bau serta berlendir jarang membuat sakit. Bakteri berbahaya yang biasanya menyebabkan orang sakit jika dikonsumsi justru tidak menyebabkan perubahan apa pun pada makanan.
"Banyak orang mengetes makanan dengan mengendus, tetapi itu tidak ada artinya sama sekali. Makanan masih bisa berbau dan rasa baik-baik saja tetapi bisa membuat Anda sakit," kata Buchtmann seperti dikutip dari ABC Australia pada Selasa (16/12/2014).
Bakteri seperti Salmonella dan E. coli yang sering menyebabkan keracunan biasanya datang dari kotoran hewan atau tanah. Bakteri-bakteri tersebut tumbuh dengan subur pada suhu 5 sampai 60 derajat celcius dan disebut Buchtmann sebagai "zona bahaya" makanan. Oleh karena itu disarankan untuk menyimpan makanan dingin di bawah suhu 5 derajat dan menyiapkan makanan panas di atas 60 derajat.
Makanan yang berada di zona bahaya dalam jangka waktu 2 jam aman untuk disimpan di kulkas, tapi di atas jangka waktu tersebut segara konsumsi makanan. Jika makanan berada di zona bahaya sampai di atas 4 jam maka jangan dikonsumsi dan segera buang.
"Hanya dalam hitungan jam makanan bisa terkontaminasi cukup untuk membuat Anda sakit," tutup Buchtmann.
Sumber berita DetikHealth
No comments:
Post a Comment