Tuesday, September 2, 2014

Pendapat Beberapa Pakar Mengenai Keamanan Mengkonsumsi Mie Instan

Pendapat Beberapa Pakar Mengenai Keamanan Mengkonsumsi Mie Instan
fitness.makeupandbeauty.com
Sebagian orang menganggap mi instan kurang menyehatkan karena mengandung MSG (monosodium glutamat) dan garam yang berlebih. Sebenarnya apa saja sih kandungan mi instan yang membuatnya tidak sehat untuk dikonsumsi berlebihan?

Beberapa orang bahkan akan membuang air rebusan mi instan lalu menggantinya dengan air yang baru sebagai kuah. Ada juga yang menggunakan air rebusan mi sebagai kuah karena rasanya lebih gurih. Bagaimana pendapat para pakar?

Staf pengajar Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI itu mengaku tak tahu alasan pasti mengapa sebagian orang memilih membuang air rebusan tersebut.

Pendapat lain disampaikan oleh dr Nany Leksokumoro, MS, SpGK, dokter gizi klinis dari Omni Hospital.

"Itu memang salah satu cara untuk mengeliminasi lemak yang terkandung dalam air rebusan. Memang gurihnya hilang, tapi ini kembali kepada kebutuhan masing-masing," terangnya saat dihubungi secara terpisah.

dr Nany menambahkan apakah perlu membuang air rebusan atau tidak, pilihan diserahkan kepada masing-masing individu. "Dibuang boleh, mau dimakan juga nggak apa-apa," imbuhnya.

"Yang jelas ada karbohidrat jenis tepung sebagai bahan dasar mi. Lalu ada telurnya. Namun isi (komposisi bahan) dari masing-masing pabrik kan beda-beda ya, itu yang saya tidak tahu pasti," ujar dr Nany Leksokumoro, MS, SpGK, dari Omni Hospital, soal kandungan mi instan secara umum, ketika dihubungi detikHealth, Rabu (3/9/2014).

Prof dr Endang L Achadi, MPH, Dr.PH. meyakini bila semua produk makanan yang beredar di Indonesia pastinya telah mengantongi izin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).

"Itu harusnya kan sudah memenuhi standar jadi aman dikonsumsi," tegasnya saat dihubungi secara terpisah.

"Mi instan itu kan hanya kalori. Satu bungkus mi instan itu kalorinya mencapai 500 kalori. Selain itu lebih banyak lemaknya dan unsur seratnya kurang," timpal Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM.

Dalam kesempatan yang sama, Prof Endang mengingatkan sebetulnya boleh-boleh saja mengonsumsi mi instan, asal jangan rutin setiap hari karena karbohidrat dan lemaknya tinggi.

"Ini harus dikombinasi dengan makanan segar," imbuhnya.

Yang pasti baik Prof Endang maupun dr Nany mengingatkan, bahan makanan yang baik sekalipun bila dikonsumsi secara tidak baik, misalkan secara berlebihan akan merugikan kesehatan seseorang. Hal ini juga berlaku untuk konsumsi mi instan dan makanan olahan lainnya.

Sumber berita DetikHealth

No comments:

Post a Comment