Ya, brain gym merupakan istilah yang digunakan untuk melatih kemampuan otak bagi para lansia, khususnya para pasien alzheimer yang menjadi peserta 'Prasasti dan Memori: Peran Koleksi Museum bagi Penderita Alzheimer' . Dalam latihan brain gym yang dikemas seperti permainan, terdapat empat langkah yang dilakukan.
Langkah tersebut adalah mencocokkan bentuk huruf jawa kuno yang dituliskan di kotak besar yang ada di tengah yang nantinya akan didapatkan jawaban dari nama prasasti; menyusun aksara kuno atau alih aksara hingga membentuk nama raja mataram kuno yakni Airlangga; menuliskan potongan angka jawa kuno sehingga nanti didapatkan tahun yang berkaitan dengan prasasti baru; dan mencari kata-kata seperti Sima, Airlangga, dan Baru pada kotak yang tersedia.
"Brain gym yang kita buat awalnya terinspirasi waktu kita ngadain acara untuk anak. Terus kita konsultasikan dengan ahli di Center for Ageing Studies (CAS) di UI, jadi nggak asal saja kita bikin tes semacam ini," tutur Ajeng Ayu Arainikasih selaku ketua tim pengabdian masyarakat departemen Arkeologi UI yang menjadi pihak penyelenggara.
Sebelum melakukan brain gym, peserta akan melakukan Hopkins Verbal Learning Test (HVLT), semacam tes memori di mana peserta akan disebutkan 12 kata kemudian diminta mengingat kata tersebut sampai tiga kali. Setelah itu, peserta akan menonton film, tur museum, dan menjalani tes HVLT ulang.
Salah satu peserta dari Sasana Tresna Werdha, Sri mengatakan sangat terbantu mengikuti acara ini. Menurutnya ia bisa mengasah kemampuan mengingatnya walaupun dalam jangka pendek.
"Tidak hanya melatih memori saja, koleksi museum ini sangat bermanfaat untuk cucu-cucu kita nantinya. Saya juga lebih banyak tahu tentang Indonesia dan bisa berbagi dengan peserta lainnya," kata Sri ditemui di di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (18/9/2014).
Dikatakan Ajeng, hipotesis sementara menunjukkan brain gym bisa memberi otak stimulasi sehingga kemampuan mengingat jangka pendek lansia atau pasien alzheimer lebih baik. Ia menambahkan, panitia yang memberi tes pada peserta juga dilatih oleh Alzheimer Indonesia dan CAS.
"Jadi mereka tau bagaimana sih menghadapi pasien alzheimer. Kita berharap lewat museum pun bisa membantu orang mengasah kemampuan otaknya misalnya pada pasien Alzheimer, meskipun bukan menyembuhkan," tutup Ajeng.
'Prasasti dan Memori: Peran Koleksi Museun bagi Penderita Alzheimer' dilaksanakan setiap hari Kamis di bulan ini, pukul 13.30-15.30 WIB, di Museum Nasional sebagai salah satu rangkaian kegiatan World Alzheimer Month yang diselenggarakan Tim Pengabdian Masyarakat Departemen Arkeologi UI bekerja sama dengan Museum Nasional, Alzheimer Indonesia dan Center of Ageing Studies .
Sumber berita DetikHealth
No comments:
Post a Comment