Salah satu cara untuk mencegah periode manic dan depresi yaitu dengan mengonsumsi obat. Dr dr Nurmiati Amir SpKJ menuturkan konsumsi obat bisa menjadi mood stabilizer bagi pasien sehingga kondisi depresi atau manic yang terlalu parah bisa dihindari.
"Sama seperti hipertensi atau diabetes, pasien harus konsumsi obat terus menerus. Dia minum obat sehingga moodnya ini bisa distabilkan," tutur dr Nurmiati saat ditemui dalam diskusi bulanan di kantor IDI, Jl. Samratulangi, Menteng, Jakarta, Rabu (13/8/2014).
Ada kalanya, dosis obat akan diturunkan. Nah, agar konsumsi obat bisa berjalan rutin, dr Nurmiati menekankan pentingnya perhatian dari orang di sekitar. Misalnya, ketika pasien dirasa mulai menunjukkan gejala manic atau depresi, ia bisa diingatkan untuk minum obat.
dr Nurmiati menegaskan, pasien bipolar jangan putus asa. Asalkan rutin konsumsi obat, mereka masih bisa hidup normal seprti orang lain. Apalagi, konsumsi obat pada pasien bipolar membuat periode depresi dan manic terjadi dalam durasi lebih pendek dan jarak yang jauh.
"Justru kalau dia nggak minum obat, saat manic gembiranya bisa berlebihan saat depresi dia bisa nekat bunuh diri. Selain itu, durasi manic dan depresinya lama, jaraknya lebih dekat dan bisa terjadi rapid cycling, sampai 4 kali dalam setahun" terang dr Nurmiati.
Dalam kesempatan yang sama, dr Danardi Sosrosumihardjo SpKJ (K) mengatakan bipolar bisa termasuk dalam penyakit yang sembuh secara klinis dan sosial, gejala hilang atau mereda tetapi harus minum obat dengan dosis tinggi atau pemeliharaan.
"Untuk pasien gangguan jiwa, jangan setop obat sebelum dokter yang menyuruh pasien menyetop konsumsi obat itu," tutur dr Danardi.
Sumber berita DetikHealth
No comments:
Post a Comment